Meneguk susu hangat begitu nikmat
Di pagi hari
Roti dan nasi berlauk-pauk menyambut
Di pagi hari
Pagi adalah detik pertama
Dan sarapan menjadi kegiatan berjam-jam
Pagi tanpa sarapan
Layaknya hati tanpa harapan
Modalmu menjalani hari
Kau tebar lagi janji-janji
Hari-hari sudah terjadwal
Perihal isi negri ini
Pasti meliputi kami
Kunjungan-kunjungan
Tanda tangani keputusan
Membacakan pidato
Komentari berita
Sarapan pagimu jadi pembicaraan melulu
Mendengar kau bicara
Kami mengangguk-angguk
Kami mengantuk
Bagi kami
Yang kau bicarakan terlalu tinggi
Banyak istilah yang tak kami fahami
Atau janji yang kau sebut berulang kali
Kami menguap lagi
Apa yang kau diskusikan
Jawabannya ada pada tiang-tiang karatan
Kadang bersembunyi di sela-sela lipatan uang
Bahkan di busa mulutmu yang kekeringan
Atau di mulut-mulut kaki tanganmu yang kebanyakan makan
Tanyalah kami
Modal utama menjalani hari;
Sudahkah kami sarapan pagi?
Memang seharusnya kau tahu
Setiap pagi kami gila dahulu
Hilang akal mencari bekal
Siang sore
Kadang seperti menanti lotre
Seringkali keajaiban datang malam
Itulah saatnya kami sarapan
Tentu tak sepertimu
Cukup kami ingin nyenyak sejenak
Tanpa dibangunkan nyanyian perut kesepian
Malam adalah detik pertama
Dan sarapan menjadi mimpi berjam-jam
Darul Ma’i, Juli 2011